Arti Demand Side Platform (DSP) dan Supply Side Platform (SSP)

Artikel ini terakhir di perbaharui February 29, 2024 by Joe Handaya
Arti Demand Side Platform (DSP) dan Supply Side Platform (SSP)

DSP maupun SSP merupakan istilah yang sering disebutkan di dunia digital advertising. Namun tidak banyak advertiser yang paham betul apa artinya. Di artikel ini kita akan membahas secara lengkap tentang arti DSP dan SSP.

Bagaimana Digital Ads Bekerja

Sebelum masuk ke dua istilah tadi, sebaiknya kita memahami dulu bagaimana digital ads bekerja.

Singkatnya digital ads memiliki 3 elemen yang tidak bisa kita pisahkan:

  1. Advertiser atau pengiklan
  2. Ad Exchange atau pasar iklan
  3. Publisher atau penayang

Polanya penayangan iklan dalam digital ads kurang lebih begini:

  • Advertiser memberikan informasi bidding kepada platform tempat dia memasang iklan (bisa menggunakan CPC, CPM, atau metode bidding lainnya)
  • Ad Exchange menerima data dari platform advertiser, lalu mengolahnya menggunakan Real Time Bidding atau RTB. Kemudian Ad Exchange secara otomatis melakukan pencocokan data advertiser dengan data publisher, advertiser dengan bidding tertinggi akan tayang di publisher. Semua proses terjadi dalam hitungan mili detik – atau bahkan mikro detik (ketika website sedang di-load oleh visitor)
  • Publisher menerima data dan menayangkan iklan tersebut, dan publisher mendapatkan sebagian dari uang yang dibayarkan oleh advertiser (contoh, 58% jika publisher terdaftar di ad network Google AdSense)

Pengertian DSP dan SSP

Anda sudah memahami bagaimana ads ditayangkan di dunia digital secara sederhana. Anda tentu sudah melihat bahwa apa yang terjadi di atas terlihat familiar dengan kegiatan yang banyak terjadi di masyarakat, yaitu JUAL BELI.

Ilustrasi DSP and SSP

DSP atau Demand Side Platform merupakan tempat dimana para pembeli slot iklan berkumpul. Pembeli slot iklan ini adalah para advertiser yang menayangkan iklan tadi. SSP inilah yang akan menghubungkan advertiser dengan Ad Exchange. Beberapa contoh SSP yang populer adalah: Facebook Ads Manager, criteo, The Trade Desk, StackAdapt, dan Google Ads.

Sedangkan SSP atau Supply Side Platform merupakan tempat dimana para penjual slot iklan berkumpul. Penjual slot iklan merupakan para publisher yang biasanya adalah pemilik website atau aplikasi, yang menyediakan slot ads di tempat mereka. Slot ads ini kemudian didaftarkan ke SSP yang populer seperti mgid, Google AdSense, Applovin, dan sebagainya

Contoh

Anda ingin beriklan di media seperti kompas, sekarang anda tidak perlu menghubungi kompas-nya langsung. Anda cukup membeli slot iklan yang dijual oleh kompas melalui DSP (seperti Google Ads). Dan karena kompas terdaftar di SSP yang didukung oleh Google Ads (dalam hal ini, SSP yang digunakan adalah Google AdSense), maka ads anda bisa tayang di media tersebut.

Proses jual beli slot iklan ini terjadi secara programatis, alias menggunakan program komputer yang otomatis. Karena itu kegiatan beriklan seperti ini disebut sebagai programmatic advertising.

Lalu Apa Keuntungan yang Ditawarkan?

Tentu saja kepraktisan dan transparansi, baik kepada advertiser maupun publisher.

Ketika konsep programmatic ads ini belum ada, advertiser perlu menghubungi para publisher satu per satu. Bayangkan jika anda ingin mengiklankan produk anda di 100 website, bagaimana anda bisa memantau semuanya sekaligus? Belum lagi iklan anda bisa saja tampil ke pengunjung yang kurang relevan.

Programmatic advertising menawarkan solusi beriklan all-in-one. Mulai dari memudahkan transaksi slot iklan, sampai dengan mengatur tampilnya iklan secara tertarget.

Biaya juga bisa menjadi jauh lebih murah bagi advertiser. Mengingat dengan adanya konsep jual beli, maka hukum permintaan dan penawaran pun berlaku. Publisher tidak bisa semaunya dalam menerapkan harga slot iklan mereka, sebab harga tersebut akan bergantung pada jumlah permintaan yang tersedia. Semakin sedikit permintaan, tentu harganya akan semakin murah.

Dan begitu juga sebaliknya, advertiser tidak bisa asal nembak harga semau mereka. Bergantung pada jumlah penawaran yang tersedia di Ad Exchange, harga iklan mereka bisa jadi lebih mahal atau lebih murah.

Contoh nyata dari konsep ini adalah ketika anda menjalankan strategi iklan retargeting. Audience yang terdaftar di dalam retargeting list anda tentu memiliki jumlah yang sangat sedikit dibandingkan dengan keseluruhan audience, sehingga penawaran yang tersedia pun semakin sedikit. Ketika itu terjadi, maka harga iklan anda bisa menjadi jauh lebih mahal (coba cek metric CPM dari ads retargeting yang anda set, dan bandingkan dengan ads yang tidak menggunakan retargeting)

Bagaimana dengan private placement?

Tidak masalah. SSP biasanya juga menawarkan solusi jual beli slot iklan secara tertutup atau private. Biasanya ini diberikan untuk media-media yang memiliki profil audiens yang ekslusif (seperti audiens di CTV – Connected TV). Tentu saja harga untuk beriklan di sini tidak murah, namun setidaknya anda tidak perlu repot-repot lagi berurusan dengan birokrasi periklanan yang rumit.

Bagaimana dengan Facebook dan Google Ads?

Facebook dan Google Ads sebenarnya termasuk dalam programmatic juga. Hanya saja mereka berdua kebetulan memiliki DSP dan SSP-nya sendiri.

  • Facebook memiliki SSP private placement di Facebook dan Instagram, serta memiliki audience network. Dan memiliki DSP Facebook Ads
  • Google memiliki SSP private placement di Google Ads Search dan YouTube serta memiliki Google AdSense dan AdMob. Dan memiliki DSP Google Ads dan Google Ad Manager

Jadi intinya konsep mereka sama saja, namun dilakukan di skala yang lebih tertutup. Karena mereka berdua merupakan industri digital ads yang sangat besar (bahkan termasuk pioneer), maka bereka berdua mendapatkan nama masing-masing.

Apakah Mungkin Beriklan di Facebook dan Google Ads Lewat DSP Selain yang Mereka Miliki?

Tentu bisa, tergantung apakah Facebook dan Google mendaftarkan platform SSP mereka ke dalam Ad Exchange atau tidak. SSP Google AdSense dan AdMob sejauh ini didaftarkan ke dalam Ad Exchange yang terbuka, seperti criteo dan The Trade Desk contohnya. Sehingga, anda tidak harus menggunakan Google Ads sebagai DSP anda untuk membeli slot iklan yang terdaftar di AdSense.

Begitulah Kurang Lebih Arti DSP dan SSP

DSP dan SSP bukanlah sebuah fancy word yang dibuat gaya-gayaan, namun meskipun begitu dua istilah ini sebenarnya memiliki arti yang mudah dimengerti. Ketika anda sudah memahami arti DSP dan SSP, seharusnya anda sudah paham bagaimana cara digital ads bekerja secara sederhana. Dan mungkin saja sekarang anda tidak hanya menutup diri di Facebook maupun Google Ads.

Dwinandha Legawa
Digital Marketer focused on Digital Ads since 2019 and He has continuously spread awareness about how Digital Advertising should work for everyone's businesses, also loved to debunk misleading myths, which specialized in Facebook and Google Ads.