Memilih Antara Facebook Ads vs Google Ads

Artikel ini terakhir di perbaharui March 20, 2022 by Yoko Widito
Memilih Antara Facebook Ads vs Google Ads

Ketika bisnis baru mengenal dunia digital marketing, biasanya mereka akan berhadapan di persimpangan antara Facebook dengan Google. Ketahuilah bahwa memilih kedua channel ini tidak bisa asal-asalan.

Beda channel, tentu beda penanganan. Saya sering menemukan klien-klien yang bingung memilih antara Facebook dengan Google. Ada juga yang terlalu menggebu-gebu ingin memilih keduanya, meskipun budget terbatas. Biar tekor asar kesohor mungkin ya.

Sayangnya di dunia digital marketing tidak bisa seperti itu. Ada bisnis yang bisa sustain di Facebook, dan ada yang bisa sustain dengan Google. Pertanyaannya, bagaimana cara mengetahui bisnis anda bisa sustain di channel yang mana?

Ketahuilah Cara Kerjanya Terlebih Dahulu

Memasang iklan tanpa mengetahui cara kerja iklan tersebut sama saja bunuh diri. Analoginya sama seperti anda menggelontorkan modal ke dalam bisnis, tanpa memahami bagaimana bisnis tersebut akan perform di masa mendatang. Sebagai pebisnis, anda tentu tahu konsekuensinya bukan? Bisnis tersebut tidak akan survive dan bangkrut.

Sama juga ketika anda beriklan. Jika anda tidak tahu bagaimana platform menampilkan iklan serta bagaimana audience menemukan iklan anda, maka nasib iklan anda sudah bisa dipastikan boncos.

Cara Kerja Facebook Ads

Facebook merupakan suatu jaringan social media terbesar di dunia. Dan anda tentu menyadari mengapa orang membuka social media bukan? Bisa untuk sekadar mendapatkan update dari teman-teman, mencari informasi trending, atau menikmati hobi mereka.

Saya sendiri tergolong sebagai seorang geek di dunia investasi. Sehingga akun-akun yang saya follow rata-rata membahas investasi. Mulai dari reksa dana, emas, properti, dan lain sebagainya.

Nah, Facebook Ads menampilkan iklan berdasarkan dari aktivitas user tersebut. Karena saya memiliki ketertarikan terhadap investasi, maka biasanya saya akan menemui iklan seputar investasi tersebut. Asumsi saya hanya menggunakan social media untuk mengikuti akun-akun investasi ya.

Kalau misalnya sewaktu-waktu saya pindah haluan untuk berinteraksi dengan akun dengan kategori lain, tentu iklan yang tayang juga akan berbeda.

Cara Kerja Google Ads Search/SEM

Beda lagi kalau kita membahas Google Ads, terutama jika kita membahas dalam lingkup SEM (Search Engine Marketing). Dimana dalam lingkup SEM, berarti kita membahas Google Ads Search (ingat Google Ads ada banyak jenis!).

Google Ads Search menampilkan iklan berdasarkan dari keyword pencarian. Artinya, user sudah memiliki intensi terlebih dahulu sebelum berinteraksi dengan iklan.

Contohnya dalam kasus saya. Jika di Facebook, saya belum tentu punya intensi untuk berinvestasi di satu produk keuangan. Namun, terlepas dari intensi saya, iklan akan tetap ditayangkan.

Berbeda dengan Google Ads, dimana saya harus memasukkan keyword tertentu. Misalnya saya mencari “Jenis reksa dana dengan return 7% per tahun” maka akan bermunculan iklan dengan keyword tersebut.

Google Ads dianggap lebih cocok untuk mentarget audience yang berada di mid dan bottom funnel, dimana artinya user sudah mengerti apa yang mereka cari dan siap menjadi konversi yang solid.

Pahami Juga Bagaimana Mereka Menagih Uang Anda

Di Facebook Ads, mereka menagih anda di tahap impressions. Artinya, terlepas adanya interaksi dengan iklan atau tidak, anda tetap akan membayar. Metrik CPM (Cost Per Mile – biaya per 1000 tayangan) akan menjadi petunjuk anda untuk menentukan tingkatnya persaingan di dalam ekosistem iklan.

Metrik CPM di Facebook Ads
Metrik CPM di Facebook Ads

Sedangkan di Google Ads, mereka menagih anda di tahap clicks. Sehingga anda hanya membayar hanya apabila user berinteraksi dengan iklan (dalam hal ini, mengklik iklan anda). Metrik CPC (Cost Per Click – biaya per klik) akan menjadi petunjuk anda dalam menentukan persaingan di ekosistem iklan.

Informasi Harga CPC di Google Ads
Informasi Harga CPC di Google Ads

Beda penagihan, beda cara optimasi

Di Facebook mungkin anda akan lebih ketar-ketir untuk mengontrol penayangan iklan anda. Mengingat iklan tayang berdasarkan ketertarikan dan biaya dibayarkan berdasarkan penayangan. Anda mungkin harus memantau lebih ketat dan melakukan testing lebih banyak.

Sedangkan di Google anda bisa lebih nyantai, karena iklan tayang berdasarkan kata kunci yang anda mau saja. Apalagi biaya ditarik hanya ketika klik terjadi. Testing pun bisa lebih leluasa, karena ketika testing gagal biasanya anda tidak mengeluarkan biaya banyak karena iklan anda tidak ada yang mengklik.

Terakhir, Ketahui Bagaimana User Memahami Bisnis Anda

Multi channel marketing memang merupakan ide yang baik. Namun bukan berarti semua bisnis bisa melakukannya, apalagi untuk anda yang ber-budget cekak.

Sehingga anda perlu beriklan seoptimal mungkin. Sebelum anda menentukan mau beriklan dimana, pastikan anda memahami bagaimana user berinteraksi dengan bisnis anda.

Misalnya, untuk bisnis yang cukup rumit dan mahal seperti dunia properti atau manufaktur, mungkin user tidak akan langsung terkonversi saat itu juga. Tapi ada tahap-tahap yang mereka lalui.

Anggap saja dia mendapatkan informasi bisnis dari Facebook Ads, mungkin mereka akan mencari informasi produk anda di Google terlebih dahulu. Atau melihat-lihat feed social media anda, sebelum memutuskan untuk menghubungi anda.

Salah memahami rute user = mampus

Banyak pengiklan yang kepedean saat memasarkan bisnisnya, merasa bahwa user cukup berinteraksi 1x saja dan mereka pasti terkonversi. Kepercayaan diri yang terlalu bablas inilah yang membuat iklan mereka berakhir mengenaskan.

Contohnya di kasus di atas saja. Si pengiklan kepedean kalau cukup Ads saja, maka user langsung convert. Eh ternyata user masih mikir-mikir, dan perlu mencari tahu informasi lebih lanjut.

Namun ketika user mengunjungi profil social media si pengiklan, ternyata kosong melompong. Kalau pun ada konten, kontennya sama sekali tidak membantu user untuk memahami produk/layanan. Begitu juga ketika mereka mencari di Google, ternyata presensi pengiklan tidak ada di sana. Mana mungkin bisa convert? Parah-parah malah user kehilangan trust dan jadi anti brand anda.

Masih Bingung? Coba Testing Aja Dulu!

Mungkin anda masih tetap bingung dalam menentukan channel iklan anda? Kalau begitu satu-satunya cara adalah dengan melakukan testing!

Silahkan test performa bisnis anda di masing-masing channel. Dan ingat, jangan pernah menganggap kalau testing pasti sukses. Karena kalau hasilnya pasti, tidak akan disebut sebagai test. Selalu persiapkan kemungkinan terburuk dan buat perencanaan backup, sehingga semua resiko bisa terukur dan anda tidak menderita kerugian yang terlalu besar ketika gagal.

Akhir kata, selamat berpetualang di dunia digital advertising! Memang rumit, tapi inilah yang membuat dunia itu indah bukan?

Dwinandha Legawa
Digital Marketer focused on Digital Ads since 2019 and He has continuously spread awareness about how Digital Advertising should work for everyone's businesses, also loved to debunk misleading myths, which specialized in Facebook and Google Ads.