Pesan Gusdur yang Relevan Untuk Menerobos Pandemi

Artikel ini terakhir di perbaharui December 26, 2020 by Yahya Kus Handoyo
Pesan Gusdur yang Relevan Untuk Menerobos Pandemi

Kamu udah baca & tahu proyeksi bahwa virus covid-19 gak bakalan cepet bisa lenyap di muka  bumi ? Dan, kalaupun nantinya udah di ciptain vaksin, pemimpin pemerintah dunia ini , bakal gak bisa sekencang  Hamilton yang nyupirin formula one itu untuk lolos sampai garis finish. Mengalahkan efek virus dalam hitungan jam.  Artinya, virus ini akan tetap menjadi masalah global. Jujur, gak ada niatan buat nakut-nakutin. Faktanya, memang begitu. Ada dugaan para pakar juga, bahwa virus kode buntut 19,  lihai bermutasi dan malah menjadi semakin kuat. Itu artinya lagi, virus laknat tersebut akan terus merongrong manusia alias menewaskan nyawa. Horor, khan ?

Tapi, mungkin semua gambaran mengerikan diatas bisa jadi gak bikin kamu, abang, kakak, sahabat, nenek, sodara, paman, pacar, kamu jadi takut. Tapi, tunggu dulu. Bagaimana, jika terkait ekonomi ? Bahasa vulgarnya, ini akan menjadi masalah perut. Alias, kita , anda, saya, menjadi kesulitan mencari nafkah alias bekerja yang bisa bikin kita tetap survive. Tetep bisa ngisi kuota internet, sesekali makan di restoran enak dan mentereng, traktirin pacar loe, ato beli baju yang keren, gonta-ganti smartphone, beli buku bacaan seru, tetap kuliah, berderma alias sedekah dan segala bentuk kewajiban hidup yang HARUS !

Dan, seperti kamu tahu, Mister Chatib Basri sang mantan menteri keuangan, udah nulis opininya di koran prestesius KOMPAS dan banyak jadi acuan di negara kita, bahwa situasi dedemit saat sekarang, sekiranya berjalan sesuai rencanapun akan tidak recovery dengan cepat. Ingat, ini kode KERAS ! Jika keadaan penanggulangan berjalan dengan sempurna ( inilah paling ditakutin sekarang, karena yang terjangkit virus semakin besar), maka bangsa kita ini yang berjumlah lebih kurang 270 juta jiwa baru bisa normal kembali progres ekonominya pada tahun 2022 !. Gawat, khan ?!

Perlu di ingat pula , sodara-sodara , ini bukan beliau saja yang proyeksi. Di negara lain juga para pakar ngomong seperti itu. Jadi, jangan hanya sibuk nyariin video 19 detik ato termehek-mehek nonton drakor, gibah, dan sibuk omelin status artis ato politikus tapi kamu gak sadar hidup sendiri sudah emergency. Genting !. Bisa susah dan bongkok bertahun-tahun kalau kamu gak ada solusi. Gak bergerak dan gesit cari peluang dan kesempatan untuk tetap produktif alias agar kantong tetap berisi.

Udah mulai nyadar sekarang ? Jadi, karena bulan November Rain  belum lama di peringati sebagai hari pahlawan, sudah saatnya, kita juga ingat dan insaf, bahwa diri kita juga harus segera transformasi menjadi pahlawan diri sendiri. Pahlawan yang bekerja keras dan cepat menyesuaikan dengan situasi yang tengah gawat darurat. Jangan sibuk haha-hihi, berleha-leha tapi gak ada tindakan, keberanian mencari peluang, menggali potensi diri agar tetap progresif dan produktif menghadapi pandemi.

Situasi pandemi yang maha sukar ini gak cukup hanya kamu frustasi, berserah diri, lagak afirmasi positif di depan cermin karena kebanyakan baca buku motivasi, nyalahin pemerintah, gebukin teman loe yang belum bayar hutang, dan netek sama orang tua kamu.

Saatnya bertindak. Saatnya buktiin diri benar-benar tangguh. Berani hadapi kenyataan. Pantang menyerah. Maju terus untuk berjuang akan hidup loe. Perut loe. Itulah karakter pahlawan yang harus di praktikkan. Dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Perlu kita flashback kebelakang sebagai pembelajaran agar kamu tidak merasa hidup ini tidak adil. Ratusan tahun yang lalu, bahkan puluhan tahun lalu, nenek moyang kita udah banyak ngalamin resesi parah 1930-an, krisis moneter 1998, buble ekonomi 2008, perang yang membunuh jutaan orang ( Perang dunia 1 dan 2 ), Cacar menewaskan total 300 juta lebih manusia sebelum di temukannya vaksin pada tahun 1960, flu ganas ( flu babi, burung,spanyol ). Menyeramkan ? Ya, dan ini real terjadi pada masa lampau.

Tapi, satu pembuktian dari manusia yang memang di berkahi otak dan adaptasi hidup untuk bertahan dan berjuang keras. Jadi, bagi kamu yang gak lolos dari pandemi ini, sibuk marah-marah, dan selalu saja ada alasan tidak becus untuk survive, bisa di katakan adalah jiwa pecundang yang gak punya otak dan daya juang tangguh.

Pertanyaannya sekarang, apa solusi bagi kita yang ingin lolos dari pandemi sadis ini ? Melanjutkan hidup dengan gagah dan kepala tegak. Ratusan juta manusia sekarang berani mengambil jalan baru hidupnya. Ingat jalan baru. Artinya mampu beradaptasi dengan peluang berjubel. Bergerak dengan lebih lincah, gesit menghadapi situasi berat lagi laknat.

Nasehat lama sebenarnya masih relevan. Masih saklek. Baku. Selalu masih ada jalan. Banyak jalan menuju Roma. Peluang terbuka lebar.  Bukankah di balik   kesulitan ada  kemudahan ?

Jeli melihat kesempatan. Cepat bertindak. Kuasai keterampilan baru. Lakukan. Kerjakan dengan gesit. Jangan menunggu waktu yang tepat.  Buang  gengsi jauh-jauh. Mamfaatkan potensi dan bakat mengalir dalam jiwa kamu. Kesempatan terbuka. Gigantis, malah. Optimalisasi potensi dan bakat diri. Mungkin saja anda mahir menulis, mengajar, berkebun, melukis, bernyanyi, menari, beternak, edit video, berdagang, trading, jualan daring, pakang alias agen, ngelawak, dubber, bahkan menjadi youtuber dengan topik yang jutaan ada semua di internet segala macam materinya. Tinggal ATM ( amati , tiru, modifikasi ). Pokoknya, segala hal yang mendorong hidup kita bergerak produktif. Ada income. Uang masuk dalam kantong kita. Kita akhirnya bisa makan. Melanjutkan kehidupan dengan napas lebih panjang.

Percayalah, bukan bro and sister saja yang kesulitan. Bukan anda saja yang menderita. Jangan cengeng. Drama dan sibuk menangisi keadaan. Ratusan juta orang mengalami—merasakannya. Berat, memang. Namun, ingatlah, ketika pandemi ini berlalu, hanya manusia berani dan cepat bertindaklah menjadi pemenang, lolos menjadi pahlawan hidupnya. Lebih bernasib baik sekaligus beruntung karena lebih super memeras keringat, rajin memutar otak, berkolaborasi, bangun komunitas, sinergi dengan orang berbeda kompetensi. Berpikir kreatif. Tidak ada kamus menyerah sedikitpun. Bekerja dengan gigih sampai batu nisan tertancap di tanah.

Sudah saatnya, mengacuhkan suara keras nan sumbang yang menyalahkan situasi ruwet, pemerintah, pejabat dan segala tetek-bengek pihak-pihak yang katanya peduli warga tapi khianat. Isyaratkan dalam hati dan pikiran anda, bahwa jika para penandatangan kebijakan undang-undang tersebut melanggar sumpah jabatannya, lalai dalam tugasnya, bahkan merampok hak publik yang tengah menderita, biarlah Tuhan yang bekerja. Tuhan tidak tidur sedetikpun, kawan. Never ever. Hukum kelak akan memenjarakan mental bejat orang-orang, yang mengakunya terhormat mewakili rakyat. Singsingkan lengan baju. Fokuslah pada hidup kita. Berjuang menyelamatkan hidup lebih krusial daripada sekedar sibuk ngedumel, menyalahkan dengan galak. Lanjutkan kerja dan perjuangan.

Gunung tidak bisa di daki tanpa kaki yang kotor. Laut tidak mampu direnangi tanpa napas yang panjang. Dan, hidup yang benar-benar hidup adalah perjuangan tanpa henti. Maju dengan semangat berapi-api. Hidupmu, tanggung jawabmu. Jadilah pahlawan Hidup. Mulai dari dirimu. Detik ini. Diri kita adalah sebenar-benarnya pahlawan hidup sejati. Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan. Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga. Ini quote Gusdur yang selalu saya ingat sampe kiamat. Yuk, action. Libaslah !

Bery M.
Menulis di berbagai media daring nasional dan daerah mengenai isu sektoral, demografi, startup dan sosial. Saat ini menggeluti dunia pemasaran, khususnya branding, dan belakangan sedang mengembangkan beberapa Aplikasi.