Apa yang Membuat Orang Terhibur?

Artikel ini terakhir di perbaharui March 24, 2021 by Yoko Widito
Apa yang Membuat Orang Terhibur?

Kalau Anda perhatikan saluran Youtube yang laris dengan jumlah pemirsa jutaan orang, isinya banyak yang gitu-gitu aja. Mungkin Anda heran, kok gitu aja ada yang nonton? Tanpa sadar ada jutaan penonton yang menghabiskan kuota internet, menonton video yang tidak jelas manfaatnya, lalu membuat para Youtuber itu kaya. Eh, sebenarnya yang lebih kaya tentu saja pemilik Youtube.

Sebenarnya kita tidak perlu heran. Kalau kita lihat dalam kacamata hiburan, itu adalah hal yang biasa. Para penghibur dan penyedia hiburan memang bisa sangat kaya, dengan jumlah kekayaan yang fantastis. Ingat, hiburan dalam hal ini tidak hanya berupa musik atau akting, tapi jauh lebih luas dari itu.

Christiano Ronaldo dan Messi adalah penghibur. Demikian pula Valentino Rossi. Jangan lupa, Mario Teguh, Abdul Somad, dan jangan lupa, Nur Sugik dan Yahya Waloni juga penghibur. Bahkan Jokowi, Anies Baswedan, AHY, dan para politikus itu bisa kita sebut penghibur pula.

Apa yang dilakukan penghibur? Membuat orang senang. Apa yang membuat orang senang? Tontonan. Apa isi tontonan itu, bisa sangat beragam. Orang berakting di panggung, itu bisa jadi hiburan. Dulu akting cuma terbatas di atas panggung. Sejak teknologi perfilman berkembang, akting direkam kemudian disebar ke seluruh dunia untuk ditonton melalui layar. Ketika teknologi TV ditemukan, medianya bertambah. Lalu kini medianya makin berkembang dengan adanya komputer, internet, dan HP/tablet.

Tontonan musik pun begitu. Demikian pula dengan olah raga. Dulu orang harus pergi ke stadion atau lapangan untuk menonton pertandingan olah raga. Kini kita bisa menontonnya di layar HP.

Apa yang dihasilkan oleh hiburan? Kesenangan. Tontonan berupa akting dan musik membuat penontonnya senang. Demikian pula dengan pertandingan olah raga. Bagaimana dengan ceramah? Sama saja. Itu pun hiburan. Orang dibuat senang dengan janji-janji surga melalui kata-kata indah. Orang juga dibuat senang dengan mengasosiasikan diri mereka dengan kebaikan-kebaikan. Demikian pula dengan janji-janji politik, serta kemenangan politik.

Bagaimana dengan tontonan berupa kesedihan dan tragedi? Itu pun hiburan. Sedikit ajaib memang. Manusia ternyata tak hanya senang dengan hal-hal yang indah, tapi juga dengan kepedihan, kekejian, dan pemusuhan. Jadi tidak usah heran kenapa Nur Sugik dan Yahya Waloni itu ada penontonnya. Ada manusia yang memang terhibur dengan permusuhan.

Prinsipnya, hiburan adalah sesuatu yang memenuhi kebutuhan psikologis manusia. Salah satunya adalah dengan tercapainya ekspektasi. Pendukung Juventus berharap Ronaldo atau siapa saja di tim itu mencetak gol. Ketika Ronaldo mencetak gol, hal itu memicu rasa senang. Rasa senang itu ditimbulkan oleh sejumlah hormon kesenangan, seperti dopamin dan serotonin. Kesenangan serupa diperoleh oleh pendukung Jokowi atau Anies saat keduanya memenangkan pemilihan politik.

Apa yang membuat orang terhibur sangat lebar variasinya. Preferensi orang pada jenis hiburan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tingkat pendidikan, usia, lingkungan pergaulan, budaya, agama, dan lain-lain. Penghibur yang sukses adalah yang bisa menemukan poin-poin yang membuat orang terhibur. Lebih penting lagi, mereka berhasil membuat orang ketagihan. Dalam konteks ini, para Youtuber yang menghasilkan video receh-receh tadi cerdik. Mereka berhasil menemukan apa yang disukai orang banyak. Dalam hal ini receh atau tidak, tak lagi menjadi penting.

Ini memang kenyataan di dunia hiburan. Orang-orang kecil, mengumpulkan uang receh mereka, untuk bisa menikmati hiburan yang disediakan oleh penghibur. Penghiburnya kaya raya, meski modalnya hanya produk hiburan receh-receh.

Hasanudin Abdurakhman
Menyelesaikan pendidikan di Jurusan Fisika FMIPA UGM, kemudian melanjutkan studi di bidang Applied Physics di Tohoku University hingga selesai studi Doktoral. Meniti karir sebagai peneliti di Kumamoto University dan Tohoku University. Saat ini berkarir sebagai eksekutif perusahaan Jepang di Jakarta selama 13 tahun terakhir.